salji

Sunday, August 5, 2012

SEJARAH - Perang Salib I ke Perang Hittin


 
Salahuddin Al Ayyubi

 Negeri Taklukan sebelum Perang Salib


Empat puluh tahun sebelum terjadinya perang salib, Bangsa Saljuk Turki telah mendominasi Baghdad diambil dari kekuasaan Bani Abbasiah.Orang-orang Saljuk berusaha menguasai sebahagian Wilayah Parsi,wilayah Utara Iraq,Armenia dan Asia Kecil pada tahun 1040m.Kemudian Sultan Saljuk,Toghrol Bic berjaya menguasai wilayah Bain pada 1055m.Orang-orang Saljuk mula menyebarkan kekusaan mereka ke atas Byzantine di Asia Minor.Pada tanggal 19 ogos 1081 M, terjadi perang Malathkard di bawah komando Saljuk yang bernama Alb Arsalan yang benar-benar menimbulkan malapetaka besar bagi orang-orang Byzantin hingga akhir abad ke 11 M. Pada tahun 1071 M. bangsa Saljuk meluaskan cengkaman kekuasaan mereka di sebagian besar wilayah Palestin kecuali Arsout. Dengan kekuasaan ini mereka mengakhiri dominasi Fatimiyah dari tanah ini dan terus meluaskan jajahannya atas wilayah Syiria yang dikuasai oleh Fatimiyah dan menguasai sebahagian daerahnya. 


Pada tahun 1092 M-485 H, Sultan Saljuk Malikshah meninggal dunia. Paska kematiannya menandakan permulaan kehancuran dominasi orang Saljuk dan meletusnya berbagai peperangan sengit antara mereka berkecamuk untuk memperebutkan dominasi dan kekuasaan. Pada tahun 1096 M, kerajaan mereka terbagi menjadi lima : Kesultanan Persia (di bawah kekuasaan Birkiyarouq), Kerajaan Khurasan dan wilayah di seberang sungai (di bawah kekuasaan Singer), Kerajaan Aleppo (di bawah penguasa Radwan), Kerajaan Damaskus (di bawah penguasa Daqaq) dan Kesultanan Saljuk Romawi (di bawah penguasa Qalj Arsalan). Sebagian besar wilayah Palestin berada di bawah rejim Damaskus. Pada saat dua penguasa Syria (Radwan dan Daqaq) melemah, banyak penguasa persendirian bermunculan namun tidak ada satupun yang dapat mendominasi lebih dari satu kota.


Perang Salib I ( 1097 - 1099M )

Pasukan Salib memulai serangan militan mereka pada tahun 1098 M (491 H) sementara daerah-daerah muslim di Syria, Iraq dan lainnya tercabik-cabik karena berbagai perbezaan dan konflik berdarah yang terjadi. Dua saudara dari keturunan Titish, Radwan dan Daqaq, saling melancarkan serangan dan terlibat dalam pertempuran pada tahun 490 H. Banyak lagi pertempuran lain yang terjadi antara Muhammad bin Malikhshah 2, Birkiyarouq dan adiknya karena konflik perebutan kekuasaan di mana masing-masing saling memenangkan pertempuran dan membuat pengaduan kepada mahkamah kekhilafaan secara silih berganti sepanjang period 492-497 H.
Pidato paus sebelom penyeruan jihad mereka 

Pada masa itu Eropah mulai memfokuskan pandangan mereka ke arah tanah suci, setelah Paus Urban Kedua (1088-1099 M) berseru kepada para hadirin di Dewan Claremont pada tanggal 26 November 1095 M untuk merestui tanah suci dengan cara merampasnya kembali dari tangan umat Islam. Berbagai dewan didirikan di berbagai tempat yaitu di Liouz, Angariz, Man, Tours, Bouwatieeh, Bordeaux, Toulouse dan Neim yang ia sebut sebagai konsolidasi untuk melancarkan Perang Salib pada periode 1095-1096 M. Ia menjanjikan dan keampunan bahwa siapapun sukarelawan yang ingin turut serta dalam peperangan yang mereka galang akan diampuni seluruh dosa-dosanya, dan kematian mereka adalah mati suci dijanjikan syurga bagi mereka. Sebagaimana ia juga menjanjikan bahwa setiap harta tentara Salib akan dilindungi di bawah pengawasan gereja selama pemergian mereka itu. Dan setiap tentera diminta untuk menjahitkan lambang salib yang terbuat dari kain pada pakaian bahagian luar.kemudian Pdiato itu ditutupkan dengan ucapan terkenal : "Deus Vult"; demikianlah kehendak tuhan!

'Di dada mereka dilukiskanlah gambar salib oleh kerana itulah diberi nama "Perang Salib".

Maka adalah seorang pendita yang berbangsa Perancis iaitu Peter The Hermit atau Peter Amiens di mana beliau dikatakan mengembara menyebarkan dakyah kristiani lalu sampailah beliau ke Pelestin. Beliau yang mempunyai maksud besar untuk memperoleh tempat suci itu yakni tempat Nabi Isa yang akan turun kembali ke dunia menaruh harapan untuk menguasai tempat suci itu dari kekuasaan Islam.Lalu beliau kembali ke Eropah dan bertemu dengan paus Urbanus II bagi menyampaikan hasrat untuk memperkenankan apa yang beliau impikan.
Peter Amiens membujuk Para Raja-Raja 

Paus menrima usul dari beliau dan menugaskan beliau untuk membujuk hati para Raja-raja di Eropah ketika itu dan meniupkan kebencian terhadap kaum Muslimin. Kepintaran beliau dalam berpidato menjadi satu kelebihannya untuk meniupkan semangat berkobar-kobar di kalangan rakyat ketika itu.

Para Salib telah melancarkan ekspedisi publik atau yang disebut dengan ekspedisi para penyeru. Ini adalah ekspedisi yang sangat minus persenjataan dan koordinasi. Salah satu dari ekspedisi ini adalah yang dilakukan oleh Peter The Hermit ataupun Peter Amiens yang merupakan orang yang punya retorika tinggi yang dikenal karena menunggang keledai pincang dengan kaki telanjang dan pakaian yang compang camping. Namun ia mampu untuk menggalang dan memobilisasi lebih kurang 15 ribu sukarelawan di Perancis. Tapi di tengah perjalanan ke tempat yang mereka tuju, ada peristiwa pembantaian yang terjadi pada lebih kurang 400 ribu sukarelawan, ini dikarenakan perselisihan yang mencuat dan memanas dari persoalan remeh, perebutan makanan. Pasukan yang dipimpin oleh Walter yang pailit (the Penniless), bergabung dengan pasukan di atas ketika bertemu di daerah Konstantinople dan memasuki wilayah pesisir Asia bersama-sama.



Di sana, terjadi pertempuran dengan bangsa Saljuk yang dapat mengalahkan mereka serta membantai lebih kurang dari 22 ribu tentera Salib. Dari pertempuran ini hanya 3 ribu tentara Salib yang dapat hidup. Adapun dua ekspedisi militan Volkmar dan Amikh, mereka mulai membantai orang-orang Yahudi di sepanjang perjalanan. Namun akhirnya kedua ekspedisi tersebut kucar-kacir di Hungaria! Untuk pertama kali, para penunggang kuda profesional dan pembesar Eropah mulai menyertai dalam ekspedisi militan Salib kali ini. Serangan mereka dilancarkan pada musim panas tahun 1097 M dengan tujuan untuk dapat menduduki wilayah-wilayah muslim.

Pada bulan Mac 1098 M, balatentara Salib dapat membentuk sebuah Negara Al Raha di bawah kepemimpinan Paul Baldwin. Mereka kemudian mengepung Antakiya ( Enthiochie ) selama 9 bulan. Penguasa Antakiya, Baggisia adalah seorang yang punya ide baik dan mengambil langkah lebih berhati-hati dibanding dengan yang lain, telah memperlihatkan keberaniannya yang membuat kebanyakan pasukan Salib binasa dan kalau mereka tetap hidup dalam jumlah yang masih seperti awal keberangkatan niscaya mereka akan dapat mendominasi negara-negara Islam. Namun seorang Armenia yang bertugas 3 menjaga dinding-dinding kota dapat dihubungi oleh pasukan Salib dengan mendapat imbalan wang dan harta. Maka ia bukakan pintu gerbang dari menara yang ia kawal. Karena itulah pengawal ini akhirnya pasukan Salib dapat menduduki kota dan berhasil mendirikan kota kedua pada tanggal 3 Jun 1098 M (491 H) di bawah kepemimpinan Bohemond dari Normandy.

Pada tahun 1097 M, di saat bangsa Saljuk harus menghadapi kelebihan pasukan Salib pada wilayah utara Syria, orang-orang Fatimiyah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerbu dan menduduki Tyre, lalu mendominasi Al Quds pada bulan Februari 1098 M di saat pasukan Salib sedang mengepung Antakiya. Di Tripoli, Ibn Ammar yang merupakan seorang hakim dan salah satu pengikut Fatimiyah telah mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya. Di saat tentara Salib masih mengepung Antakiya, penguasa Fatimiyah mengirim delegasi kepada mereka dan mengutarakan berkeinginan mereka untuk bersekongkol dengan mengusulkan agar mereka dapat memerangi orang-orang Saljuk dan nantinya wilayah utara “Syria” berada di bawah kekuasaan Salib dan Palestin di bawah dominasi Fatimiyah.
Untuk itu, maka pasukan Salib mengirim utusan ke Mesir untuk mewujudkan “perhatian dan kebaikan mereka”. Di saat orang Saljuk sibuk mempertahankan wilayahnya dari ancaman Salib orang-orang Fatimiyah asyik dengan hasrat ekspansif mereka meluaskan dominasinya di Palestin pada wilayah yang dikuasai Saljuk sehingga perbatasan mereka mencapai sungai Al Kalb di bagian utara sungai Jordan di bagian Timur! Muncul berbagai pengkhianatan dan apatisme dari negara-negara kota yang punya keinginan kuat untuk dapat menarik simpati dan menjalin persahabatan dengan orang Salib yang terus berkembang. Ini terjadi di saat penguasa wilayah Sheezat menghubungi orang Salib dan menyepakati untuk tidak melawan mereka serta menyediakan apa yang mereka perlukan seperti makanan dan bahan makanan lainnya.
  
Penguasa ini juga menyediakan dua orang penunjuk jalan yang akan membimbing perjalanan mereka!! Dan imbalannya Salib memberikan kota Homos sebagai hadiah!! Dan dibuatlah perjanjian antara kedua pihak ini di kota Mosyaf. Adapun Kota Tripolibersedia membayar pajak dan menyediakan penunjuk jalan bagi kekuatan Kristian ini.Kota Beirut membayar wang dan menawarkan ketaatan kepada mereka bila dapat menaklukkan Al Quds. Raymond Tolouse (pangeran provinsi dan Toulouse di Perancis) terus memimpin perjalanan Salib menuju Al Quds. Jumlah mereka hanya sekitar seribu tentara berkuda dan 5 ribu pasukan infantri. Pada waktu musim semi tahun 1099 M, mereka berhasil memasuki Palestin dengan melewati Acre di mana penguasanya menyediakan mereka berbagai bahan persediaan, sebuah langkah yang kemudian diikuti oleh penguasa Qeisarya dan Arsouf. Setelah itu mereka menduduki Al RamlahLoddan Baitulaham.

Pada tanggal 7 Jun 1099 M, pengepungan wilayah Al Quds dimulai. Iftikhar Al Dawlah adalah orang yang ditunjuk oleh Fatimiyah untuk berkuasa di sana. Kota ini dikuasai pada tanggal 15Julai 1099 (23 Sha’ban 429 H). Bala tentara Salib terus membantai umat Islam selama satu minggu. Mereka berhasil membantai lebih dari 70 ribu muslim di dalam masjid Al Aqsa, termasuk para pemimpin, cendikiawan muslim dan orang-orang yang sedang beribadah. Baik negara Fatimiyah dan Abbasid tidak berbuat apa-apa untuk menolong,  mereka hanya diam dan membisu terhadap peristiwa-peristiwa ini. Al Quds dikuasai oleh pemimpin Salib, Godfrey Gouillon, yang dengan berendah hati menyebut dirinya dengan julukan “Pembela Al Quds” atau "Pelindung  pusara Crist". Dua kota, Nablus dan Hebron harus menyerah pada pasukan Salib ini. Dikatakan bahwa pasukan Salib hanya bersisa 300 pasukan berkuda dan 2 ribu pasukan infantri, oleh karena itu –mereka tidak dapat berkembang lagi untuk mendominasi wilayah-wilayah yang lebih luas karena majoriti mereka mudik setelah berhasil menduduki Al Quds.


Untuk membuktikan kekejaman peperangan ini dapat dinukilkan melalui kata ahli sejarah Eropah iaitu Michout :

 "Kaum Salib ketika menaklukkan Palestin telah melakukan kesalahan-kesalahan yang amat besar,yang menunjukkan kesempitan hati beragama yang belum ada dalam sejarah,sehinggakan ahli-ahli sejarah perang salib sendiri terpaksa mengakuinya.Dipaksanya orang Islam menjatuhkan diri dari puncak rumah atau benteng,dibakarnya hidup-hidup,disuruhnya keluar dari tempat persembunyian lalu dihela-hela dan ditarik-tarik di jalanraya sampai mati dan bangkai-bangkai itu dipertimbunkan."


Maka dari itu, kerajaan-kerajaan Salib menjelma ibaratkan gugusan pulau-pulau yang dikelilingi oleh samudera para musuh. Walaupun demikian, kerajaan-kerajaan ini terus dapat bertahan untuk masa lebih kurang 200 tahun. Dan yang paling akhir hancur adalah karena kekurangan  perbekalan dan ekspedisi yang terputus-putus, karena umat Islam yang tidak berdaya, terpecah belah dalam berbagai kelompok yang berkurangan jumlah kekuatan balatentaranya. Ditambah dengan ketidakmampuan mereka untuk dapat mengambil kesempatan melawan pasukan Salib yang berjumlah kecil dan berkembang di wilayah yang luas.


Namun umat Islam terlambat sehingga pasukan Salib dapat kembali bergabung kekuatan dan sekarang bukan tugas yang ringan lagi untuk mengusir mereka keluar dari wilayah-wilayah yang mereka duduki. Salib terus menduduki berbagai kota di Palestin yang jatuh ke tangan mereka. Jaffa ditaklukkan di saat kota Al Quds dikepung oleh kapal-kapal perang pimpinan Genoan (di laut Meditarania) pada tanggal 15 Jun 1099 M. Mereka juga dapat menaklukkan bagian timur dari danau Tiberia (wilayah Al Sawad) pada bulan May 1100 M. Salibis juga dapat memaksa kota Haifa tunduk di bawah cengkraman mereka pada bulan Syawwal 94 H (Ogos 1100 M) yang dibantu oleh armada besar dari Venisia. Mereka menduduki Arsouq secara damai dan mengusir penduduknya. Qeisaryajuga ditaklukkan dengan kekerasan pada tanggal 17 Mei 1109 M. 

Keluarga Nuri di Sham 

KErajaan keluarga Nuriyah di Sham iaitu yang dibangsakan kepada Mahmud Nuruddin AL-Malikul Adil yang bergelar Zanki juga di gelar Imad ed Din ( tiang agama ). Neneknya bernama Aga Sangar,yang menguasai negeri Halab di Iraq,sudah itu di Mausul dan beberapa negeri lain.Raja itu terkenal lagi gagah perkasa serta pandai dalam hal peperangan menentang Tentera Salib.Dapat menaklukkan beberapa negeri dan merampas beberapa benteng di sekitar Sham.Setelah baginda Zanki itu terbunuh maka naiklah puteranya Nuruddin  ( cahaya agama )yang bergelar Al-Malikul Adil. Di kuasainya Halab dalam tahun 541 H bersamaan 1147m.

Beliau yang tampak akan kepimpinannya dalam mengendalikan negeri serta menjadi Raja yang amat disegani umtuk menyambung kesinambungan pemerintahan tatkala itu.Cita-cita beliau ketika itu utk menyatukan seluruh tanah Sham di mana sejak kejatuhan Kerajaan Bani Umayah di Andalus,Sham menjadi perebutan di antara tiga khalifah termasok Bani Umaiyah dan dua lagi iaitu Bani Abbasiah ( Iraq ) dan Bani Fatimiyah Qahirah ( Mesir ).Dengan pergolakan yang melanda inilah telah diambil kesempatan oleh pihak Tentera Salib dengan memasokkan jarum halus mereka serta menimbulkan kehuru-haraan dan tidak kurang pula berlakunya pengkhianatan.Maka bangkitlah Nuruddin Al-Malikul Adil berusaha menyatukan kekuasaan menangkis serangan tentera salib.
Bergelar Raja yang Adil, baginda mengasihi para ulamak dan juga gagah di dalam pertempuran.Dalam masa yg sama beliau juga seorang yg soleh dan dapat mendirikan negara yg kuat  baik di luar mahupun di dalam negeri dan nama beliau setaraf denganUmar ibn Abdul Aziz. Selama 24 tahun baginda memerintah,berjuang berperang menangkis serangan terutama terhadap Tentera salib. Apabila baginda wafat dalam tahun 565 H,baginda digantikan pula oleh puteranya Saleh ibn Mahmud tetapi beliau tidak segagah ayahandanya dan memerintah sekitar 12 tahun kemudian lahirlah 'bintang' baru dalam riwayat islam iaitu Sultan Salahuddin Al-Ayubi yang memegang peranan besar dalam peperangan salib meneruskan perjuangan Nuruddin.

Kerajaan Nuriyah di Sham adalah termasok pecahan keluarga Kerajaan Turki yang bernama 'Ata Bek' dan Ata Bek ini adalah satu rumpun kekuasaan bangsa Turki yang tumbuh pada masa itu.Perkataan bahasa Turki ini  "ATTA" - bermaksud Pengasuh dan "BEK" - Raja dan dari sinilah kemungkinannya diambil oleh Algazi Mustafa Kamal Pasha,pembangun Turki baru iaitu 'ATTATURK', pengasuh Turki

Perang Salib II

Selepas Perang Salib I ,umat Islam maseh lagi beruntung kerana maseh menguasai Halab ( Aleppo ) dan Damsyik.Belum pun sempat pihak tentera salib hendak menyerang Halab maka timbullah bintang Islam yg baru iaitu Imad ed Din atau Zanki. Namanya mulai menyinar sekitar 28 tahun pihak Salib berkuasa.Beliau di pilih oleh Sultan Saljuk menjadi "Atta Bek" di Mousul dan Iraq. Dibinanya kekuatan di Halab dan sebahagian negeri Sham jatuh ke pemerintahannya.Setelah kuat,maka di tahun 1144M dapatlah di serangnya negeri Raha tempat pertahanan kaum salib yg paling kukuh. Beliau berjaya merampas kembali Raha.Tetapi di dalam satu pertempuran di tahun 1146 M, Pahlawan gagah ini telah mati terbunuh dan ianya tidaklah mengembirakan kaum salib kerana beliau digantikan oleh puteranya yg terkenal lagi gagah beraninya iaitu Nuruddin. Kota Halab dijadikan pusat kerajaannya serta dibantu oleh pahlawan-pahlawannya dan di antaranya ialah 'Saleh ed Din'. Setahun beliau memerintah Kota Raha yang kemudian dapat di ambil kembali oleh kaum Salib dari tangan Imad Ed Din dan Kota itu musnah hancur dibakar.

Apabila terbakarnya kota ini menyebabkan timbulnya semangat di seluruh Eropah untuk melancarkan Perang Salib II. Sejak timbulnya kerajaan kuat di Halab itu boleh dikatakan tenaga kaum salib angkatan pertama,di masa 50 tahun telah hilang dan banyak pahlawannya gugur dalam peperangan menentang Islam.


Angkatan "PERANG SALIB II" ( 1147 - 1149m )boleh dikatakan telah lebih teratur dari yang pertama. Mereka terdiri dari kalangan tinggi budi pekerti, pintar lagi kuat pegangan agamanya. dari order-order keagamaan dan ketenteraan seperti Knights Templar dan Knights Hospitaller yang dicipta. Pimpianan Agungnya ialah Louis VII Raja Tanah Perancis dan Konrad III - Kaisar Jerman. Pada angkatan kedua ini Bangsa Jerman lebih banyak di antara tentera salib dengan tentera Islam di Almizzah, di mana keduanya harus di akui di pimpin oleh pahlawan yg gagah berani.


Tentera Islam yg di pimpin oleh Pahlawan Nuruddin dari Halab iaitu saudaranya Saif Ed Din dari mousul dan panglimanya Salahuddin. Tentera itu tergabung dari Bangsa-bangsa Turki,Kurdi dan Arab. Dalam peperangan hebat itu, patahlah perlawanan pihak Salib dan sisanya lari ke pantai.

Dengan hati kecewa Kaisar Konrad III pulang ke Jerman,sesudah itu mengikut pula Louis VII Raja Perancis. Meskipun dengan sabar dan dapat bertahan lama, tentera Salib boleh juga dilemahkan tetapi selama Mesir belum dikuasai, kaum salib masih dapat mendatangkan bantuannya dengan melalui negeri itu. Oleh sebab itu Mesir menjadi tujuan penting bagi kedua pihak. Adapun Mesir sendiri telah lemah ,Khalifahnya yang tiada berdaya lagi di sebabkan negeri ini di pimpin dari kalangan wazir yang hanya mementingkan diri sendiri.

Serangan-serangan yang berhasil hanya terjadi di luar laut Tengah. Bangsa Flem, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman, melakukan perjalanan menuju Tanah Suci dengan kapal. Mereka berhenti dan membantu bangsa Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Beberapa di antara mereka, yang telah berangkat lebih awal, membantu merebut Santaram pada tahun yang sama. Mereka juga membantu menguasai Sintra, Almada, Palmela dan Setubal, dan dipersilakan untuk tinggal di tanah yang telah ditaklukan. Sementara itu, di Eropah Timur, Perang Salib Utara dimulai dengan usaha untuk merubah orang-orang yang menganut paganisme menjadi beragama Kristian, dan mereka harus berjuang selama berabad-abad.




Begitulah, pasukan Salib memaksakan kekuasaan mereka atas Palestin kecuali wilayahAshkelon yang tunduk di bawah naungan Mesir (Fatimiyah) yang meyediakan mereka sumber perubatan, sumber daya manusia dan dana setiap tahun. Namun Kaum Salib sudah biasa setiap tahun mengepung Ashkelon, namun upaya untuk mendudukinya selalu gagal hingga tahun 1153 M (548 H). Pada tahun itu, penduduk Ashkelon berusaha keras untuk dapat memukul mundur pasukan Salib ini. Namun, ketika Kaum Salib sudah putus asa dan hampir menarik mundur pasukan mereka, ada kabar gembira yang sampai kepada mereka bahwa masyarakat Ashkelon tengah bertelagah. Maka mereka terus menunggu dengan sabar. Alasan perselisihan antara kelompok di Ashkelon adalah persoalan perebutan kekuasaan; masing-masing kelompok mengklaimkan bahwa hanya mereka sendiri yang meraih kemenangan dan berhak atas kekuasaan. Bagaimanapun, perselisihan tersebut terus berkembang sehingga menelan korban dari kelompok masing-masing. 


Keadaan ini terus menggiring konflik yang ada kepada situasi yang lebih memburuk, dan kesesuaiannya adalah pecahnya perang saudara antara mereka dan banyak nyawa yang harus menjadi korban. Di tengah situasi seperti ini, Tentera Salib berharap ada pintu kesempatan untuk menyusup. Dan tidak lama kemudian mereka terus merayap maju ke wilayah Ashkelon dan berhasil mendudukinya dengan mudah.

Walau pasukan bersenjata Salib berjumlah kecil, namun mereka berusaha untuk dapat mempertahankan dominasinya secara kuat dengan membangun benteng-benteng pertahanan yang solid yang dibangun bagaikan pulau-pulau yang tersusun di tengah banyaknya wilayah di Syria.

Di tahun 1167 tatkala zaman Khalifah Al Adlid - Khalif Fatimiyah yang penghabisan,lantaran perebutan pangkat wazir di antara Shaur dan Dhirgham,maka Shaur minta bantuan Nuruddin dengan janji jika Mesir dapat ditaklukkan oleh Nuruddin,dia tetap jadi Wazir dan sepertiga hasil Mesir adalah untuk Nuruddin. Sementara itu pula Dhirgham meminta bantuan dari kaum Salib dan gerakannya dapat di hidu oleh Nuruddin. Dengan tindakbalas yg cepat dari Nuruddin, beliau mengarahkan pahlawannya iaitu "Asad Ed Din" ( Singa Ugama ) Shirkuh,mengepalai angkatan perang merebut Mesir dan pembantunya ialah Salahuddin.

Di satu tempat bernama Al Babain ( Pintu Dua ),10 batu dari Al Fustaat terjadilah pertempuran dengan tentera Salib yang rupanya Wazir Shaur pula yang membuat janji rahsia dengan mereka. Nasib tidak menyebelahi mereka dan tentera itu dapat dikalahkan Shirkuh dan dapat masok ke Kota Iskandariah.Tetapi Kaum Salib mengepung kota itu dari laut. Oleh kerana kepungan tidak berhasil maka perang dihentikan sementara dan Shirkuh pulang ke Sham dengan meninggalkan wakilnya iaitu anak saudara Yusof yang lebih masyur .Beliau ialah Salahuddin.

Akibat kepercayaan yg tiada lagi kepada Wazir Shaur maka Khalifah Al Adlid sendiri meminta bantuan kepada Nuruddin. Di tahun 1169 M datanglah angkatan Shirkuh sekali lagike Mesir sebagai wakil Nuruddin. Kedatangannya di sambut rakyat dengan gembira. Wazir Shaur yang tidak dapat di percayai itu di bunuh. Tetapi baru 2 bulan Shirkuh memerintah Mesir sebagai Wazir dari Nuruddin dia pun wafat. Maka Nuruddin mengangkat Salahuddin Yusof ibn Ayyub menjadi gantinya. Belom pun lama beliau berkuasa maka Al Adlid pun magkat dan Khalifah yg bakal menggantinya tidak ada. Maka bulatlah kekuasaan Mesir di tangan Salahuddin. Setelah 2 tahun Salahuddin berkuasa di Mesir, Raja Nuruddin pula mangkat di Sham 1174M.

Dengan rasminya Salahuddin mengisytiharkan dirinya sebagai yang dipertuan Mesir dan Sham dengan gelaran "Sultan Al-Malikun-Nasir" dan diperanginya putera Nuruddin iaitu Al-Malik es-Salah dan saudara Nuruddin Saifud Din Gazi.

Perang Hittin

Perang Hittin merupakan perang yang menjadi titik balik dominasi kaum muslim di jerusalem. Kejeniusan dan kepemimpinan Sultan Salahuddin (Saladin) sangat tercermin dalam perang ini. Kekalahan pasukan Kristian di perang ini, memicu kedatangan Raja Richard dari Inggris dan melengkapi episod legenda perang salib.


Salahuddin merasa sudah saatnya kaum Kristian diusir dari tanah Muslim. Seruan Salahuddin mendapat sambutan yang luarbiasa. Ribuan pasukan berkuda dan infanteri membanjiri Damaskus dari seluruh penjuru kerajaan. Damaskus penuh sesak oleh prajurit-prajurit dan bendera-bendera yang berkibar, dikelilingi oleh ribuan tenda yang menjadi tempat berteduh para prajurit. Untuk pertamakali selama berabad-abad, kaum Muslim memobilisasi secara penuh untuk jihad dengan efektif. Kaum Muslim terlihat siap dan mampu untuk menghancurkan pasukan Kristian

Di tahun 1180M peperangan diteruskan tetapi di minta untuk dihentikan oleh Tentera Salib dan perjanjian damai di capai.Tetapi Perjanjian itu dilanggari sendiri oleh pihak Kaum Salib sendiri. Pada tahun 1183, Saladin memulai gerakannya untuk membebaskan Palestin dari tentara Salib. Pasukan Saladin menyeberangi Jordan dan menyerbu Galilea. Guy dari Lusignan, yang kini menjadi wali Kerajaan Jerusalem, segera saja mengepalai tentaranya. Kedua pasukan kemudian berkemah berhadap-hadapan di kolam Goliath. Di tahun 1186 Reynold yang mendirikan benteng Al Kark merompak orang-orang yang pergi naik haji . Satu kafilah yang membawa saudara perempuan Salahuddin sendiri pun turut di rampas mereka. Murka sangat Salahuddin lantaran pengkhianatan itu. Perang besar mula terjadi. Beliau bersumpah akan membunuh Reynold kalau dapat di tawannya.

Kelompok elang (pro perang) mendesak untuk segera menyerang. Usulan kelompok elang ini ditentang oleh Baldwin yang memerintahkan untuk bertahan. Tindakan menyerang Saladin lebih dulu adalah satu kebodohan mengingat jumlah pasukan Saladin yang jauh lebih besar dibandingkan tentara Salib. Walau menang jumlah, Saladin tidak akan mampu mempertahankan keberadaan pasukannya dalam waktu lama di lingkungan yang tidak ramah. Para tentara Muslim ini harus pulang untuk memetik hasil pertaniannya.

Saladin sebenarnya sudah memancing tentara Kristian untuk bertempur, tapi mereka tetap tenang sehingga memaksa Saladin dan pasukannya untuk mundur. Saladin kemudian menyerukan jihad besar-besaran melawan kaum Kristian.

Saladin kemudian memasang jerat dan berdoa agar kaum Kristian bisa masuk dalam perangkapnya. Pada tanggal 1 Julai, Saladin membawa pasukannya melalui Jordan menuju Galilea. Setengah pasukan berkemah di dekat danau dan setengahnya lagi menyerang Tiberias yang dapat direbut hanya dalam waktu 1 jam pertempuran.

Saat itu Raymond dan anaknya tengah berada di Sephoria, sedangkan isterinya masih di rumahnya di Tiberias. Para pimpinan orang Kristian di Sephoria berdebat, apa yang harus mereka lakukan. Kelompok elang mengusulkan untuk langsung menyerang dan kelompok merpati yang dipimpin oleh Raymond mengusulkan untuk bertahan. Raymond tahu rencana Saladin. Walaupun Tiberias adalah kotanya sendiri, Raymond rela kehilangan untuk sementara waktu. Raymund juga tidak mengkhawatirkan keselamatan isteri dan penduduk Tiberias karena perilaku Saladin yang penuh belas kasih. Paling-paling mereka dibawa ke Damaskus dan bisa ditebus di lain hari.

Seperti biasa, Raja Guy bimbang memutuskan jalan mana yang harus ditempuh. Guy kemudian mendengarkan Gerard yang berhasil melarikan diri dari serangan bodoh bunuh dirinya di Cresson. Gerard mencerca Raymond yang sudah dianggapnya sebagai pengkhianat. Guy memerintahkan pasukannya untuk berbaris menuju Tiberias. Orang Kristian sudah masuk jebakan yang dipasang oleh Saladin.

Tentara Kristian berjalan menyeberangi lembah-lembah Galilea dalam musim panas yang terik. Mereka terbebani oleh pakaian dan peralatan tempur yang berat. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu beberapa jam akhirnya harus ditempuh seharian. Saladin mengirimkan pemanah-pemanah jitu untuk mengikuti mereka dari kejauhan, mengincar tentara-tentara yang terpisah sendirian.Pada bulan Julai 1187 M terjadilah perang besar dengan hebatnya di Hittin. Benteng Al Kark jatuh. Boleh dikatakan perang itu adalah perang keputusan. Lebih kurang 10,000 orang tentera salib yang binasa.

Saladin juga sudah mengeringkan mata air dan sumur yang akan dilewati tentara Kristian sehingga banyak diantara tentara Kristian ini menajdi setengah gila karena kehausan. Akhirnya mereka tiba di Galilea dengan kondisi yang sangat lelah dan menyadari bahwa perkemahan pasukan Muslim telah menutup kemasukan mereka ke sumber air. Beberapa baron mendesak Raja Guy untuk bergerak merebut danau dari Saladin, tapi rupanya Raja Guy memutuskan berkemah semalam karena merasa kasihan melihat penderitaan prajuritnya seharian. Tentara Kristian berkemah di lereng dekat lembah yang disebut dengan Tanduk Hittin, tempat Jesus mengkhutbahkan agama damai dalam Khutbah Di atas Bukit. Tentara Kristian menyangka akan ada satu mata air di lereng bukit tersebut, tapi sesampainya di sana satu-satunya sumur itu pun sudah kering.

Malam itu pasukan Salib tidak dapat tidur karena kekurangan air. Beberapa orang karena kebodohannya menuruni dataran tinggi mencari air, untuk kemudian menerima nasib malang mereka, ditangkap dan dihabisi oleh pasukan muslim. Untuk menambah penderitaan yang sudah ada pasukan muslim membakar rerumputan dan belukar yang ada disekitar perkemahan pasukan Salib. Seluruh kawasan perbukitan itu menyala terbakar menambah udara panas yang sudah tidak tertahankan, api menjilati tepi-tepi perkemahan dan pasukan berzirah justru yang paling menderita.

Belum lagi suara sorak sorai dari pasukan Muslim yang makin menambah turunnya mental tentara Kristian. Malam itu adalah salah satu dari 10 malam terakhir Ramadhan, yang bisa saja adalah malam lailatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sebelum malam berakhir, Saladin memerintahkan pasukannya untuk menyebar secara diam-diam mengepung perkemahan tentara Kristian. Setelah fajar menyingsing, pasukan Muslim langsung mengepung perkemahan tentara Kristian.

Begitu ketat pengepungan itu, sejarawan dari pasukan Salib menuliskan di dalam catatannya, “Bahkan kucing pun tidak akan dapat lolos dari jerat itu.” Ketika fajar menyingsing, serunai dari pasukan muslim berbunyi menandakan serbuan dimulai. Pasukan Salib yang terkepung menyerang dengan membabi-buta. Melihat pasukan Kristian menyerang, pasukan Salahuddin tidak membalas. Mereka malah membuka barisan mereka membentuk huruf “U” membiarkan pasukan Salib lewat. Begitu bukaan itu ditutup kembali, maka pasukan Salib itu menemukan ajal mereka.

Pasukan infanteri Kristian yang panik dan hanya memikirkan air, bergerak turun setelah melihat kilauan air laut Galilea. Mereka kemudian dihalau oleh pasukan Muslim dan menimbulkan banyak korban yang mati dengan mulut menghitam karena kehausan. Pasukan berkuda pimpinan Raymond berhasil menembus kepungan pasukan Muslim, tetapi kepungan kembali rapat setelah Raymond berhasil keluar sehingga pasukan berkudanya terpisah dengan pasukan induknya. Raymond berhasil lolos dan terhindar dari kematian. Balian dari Ibelin juga menjadi salah satu pemimpin Kristian yang lolos.

Pasukan berkuda Muslim terus menyerang perkemahan tentera Kristian dan akhirnya Saladin dan anaknya Al-Afdlal melihat khemah Raja Kerajaan Jerusalem Guy, tempat sang raja berlindung, telah roboh rata dengan tanah. Al-Afdlal berkata, “Ayahku kemudian turun dari pelana kuda dan kemudian bersujud di tanah, bersyukur kepada Allah dengan tangis kebahagiaan.” Tentara Kristian telah kalah, dan Kerajaan Kristian Jerusalem telah tumpas. Saladin berhasil mengusir tentara salib dari bumi Palestin.

Setelah pertempuran berakhir, Saladin mempunyai dua tawanan penting yang langsung dibawa ke tendanya yaitu Raja Guy dan Reynald. Kedua tawanan itu benar-benar sudah kelelahan dan putus asa karena kehausan. Saladin memberikan sekantung air yang diberi ais dari salju gunung Hermon kepada Raja Guy yang kemudian meminumnya. Setelah puas, Raja Guy memberikan kantung air kepada Reynald. Ketika Reynald akan meminumnya, Saladin menegaskan bahwa dia tidak mengizinkan Reynald untuk ikut meminum. Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab waktu itu untuk tidak membunuh lelaki yang telah diberi makan dan minum olehnya.

Teringat akan sumpahnya untuk membunuh Reynauld dengan tangannya sendiri karena begitu banyaknya kejahatan Reynauld terhadap kaum Muslim, Saladin kemudian memenggal kepala Reynauld dan menyeret mayatnya di ke Raja Guy yang ketakutan setengah mati. Kepada Guy, Saladin dengan tersenyum berkata bahwa seorang raja tak akan membunuh raja yang lain. Saladin kemudian menjelaskan dengan baik-baik bahwa Reynauld dipenggal karena kejahatan-kejahatannya yang begitu besar. Raja Guy kemudian dibawa ke Damaskus dan tak lama kemudian dibebaskan.

Kisah ini begitu terkenal karena dengan sempurna menggambarkan sikap Saladin yang penuh belas kasihan. Ini adalah hal baru dalam sebuah perang suci menurut pandangan orang Kristian. Saladin tidak ingin membantai seluruh orang Kristian tanpa pandang bulu, sebagaimana orang Kristian dengan semangat Joshua menaklukkan Palestin yang membantai seluruh kaum Muslim. Kejadian ini telah membuktikan bahwa semangat jihad fi sabilillah tidak akan membabi buta membunuh semua musuhnya, bahkan ada aturan-aturan yang sangat ketat di dalamnya. Kejadian ini juga membuktikan bahwa kaum Muslim jauh lebih berperikemanusiaan dibandingkan orang Kristian dalam mensikapi perang suci.

Walau tak semua orang Kristian dibunuh, Saladin membunuh semua ksatria dari Ksatria Kuil (Knights of Templar) dan semua ordo-ordo militan karena merekalah yang paling berdedikasi untuk memerangi Islam selama ini. Jika orang-orang seperti Reynauld atau para ksatria ini dibebaskan, mereka pasti akan menghimpun kekuatan untuk kembali berbuat kejahatan terhadap kaum Muslim. Membunuhnya semua adalah sebuah tindakan penyelamatan.

Kaum Kristian waktu itu betul-betul putus asa dan ketakutan. Ini cukup masuk akal. Beberapa ribu orang Kristian yang berkumpul di Jerusalem tak akan mampu menandingi kekuatan pasukan Muslim. Apalagi kesatuan-kesatuan militan yang solid sudah dihancurkan di pertempuran Hittin. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang awam. Orang-orang Kristian sangat ketakutan jika Saladin akan membalas dendam dengan membantai semua orang Kristian seperti halnya Tentara Salib yang membantai habis orang Islam ketika menaklukkan Jerusalem dulu.

Akan tetapi kenyataannya, dalam penaklukan ini tak seorang Kristian pun yang dibunuh dan tak ada penjarahan samasekali. Tebusan sengaja ditetapkan dengan amat rendah, namun tetap saja ribuan kaum miskin tak bisa membayarnya. Karena terharu akan penderitaan mereka, Saladin banyak membebaskan mereka dengan cuma-cuma yang membuat pencatat kewangan Saladin menderita akibat kemurahan hatinya. Saudara Saladin, Al-Adil meminta seribu orang untuk digunakan sendiri. Setelah diizinkan, Al-Adil yang juga tersentuh dengan penderitaan tawanan ini kemudian langsung membebaskan begitu saja di tempat.

Kaum Muslim waktu itu begitu terkejut menyaksikan begitu banyaknya kaum Kristian kaya yang melarikan diri dengan membawa harta benda mereka. Jika dikumpulkan sebenarnya harta itu bisa untuk menebus seluruh tawanan. Ketika Imaduddin melihat Uskup Agung Heraclius kabur dengan membawa kereta yang penuh harta, ia mendesak Saladin untuk menyita hartanya. Tapi Saladin menolaknya karena Al Qur’an menyatakan penting sekali untuk menaati sumpah dan perjanjian. Kata Saladin, “Orang Kristian di mana pun akan mengingat kebaikan yang telah kita lakukan kepadanya.

Begitu ia berada di Jerusalem, Saladin kemudian membersihkan tempat-tempat suci yang telah lama dicemari. Masjid Al-Aqsha selama ini telah dijadikan markas besar Ksatria Kuil (Knights of Templar). Mereka membuat asrama di sekeliling masjid dan menjadi sebagian masjid menjadi gudang dan kakus. Di atas kubah batu, ada sebuah salib emas raksasa yang kemudian segera diturunkan. Ibnu Al-Atsir menulis, “Ketika mereka mencapai puncak, sebuah teriakan keras terdengar. Kaum Muslim meneriakkan Allahu akbar dalam kegembiraan mereka.” Di dalam masjid besar, batu besar tempat Ibrahim as mengikat Ishak dan tempat Rasulullah SAW berpijak waktu Isra’ Miraj, ditutupi oleh orang-orang Kristian dengan marmar. Masjid dikembalikan ke keadaan semula. Pada hari Jum’at tanggal 9 Oktober, kaum Muslim melaksanakan shalat jum’at berjamaah di masjid Al-Aqsha, menandakan bahwa Islam telah pulih kembali di Palestin.
Masjidil Al-Aqsa 

Setelah kehancuran bala-tentara Salib pada Perang Hittin dalam Perang Salib yang Ketiga mereka tinggal menguasai tiga kerajaan, yakni Tyre, Tripoli, dan Antiochia, dan sesudah itu bala-tentara Salib tidak mampu lagi menghimpun kekuatan yang bererti untuk merebut kembali Jerusalem.

Percubaan Yahudi Mencuri Jasad Rasululla



Di masa peperangan antara orang Islam dengan orang-orang kafir Kristian yang dikenali dengan perang Salib dan telah berlangsung sekian lama. Kemenangan dan kekalahan silih berganti pada kedua belah pihak. Umat Islam berjuang dengan habis-habisan menentang musuhnya. Segala kekuatan dikerahkannya. Kerana pada waktu itulah kesempatan yang paling baik untuk memperolehi syahid di medan perang sebagaimana yang diperolehi para sahabat Rasulullah dalam perjuangan menentang orang kafir yang cuba melenyapkan Islam.

Raja-raja dari semua kerajaan Islam memberikan sokongan padu kepada setiap panglima perang yang tampil memimpin para pahlawan Islam menentang kaum kafir Kristian yang datang dari Eropah. Salah seorang raja yang banyak jasanya dalam perang Salib ini adalah Sultan Nuruddin Zangki (Zenggi), keturunan bangsa Kurdi dan berkedudukan di Mosul. Baginda yang diputerakan tahun 1118 Masihi dan wafat 1174 Masihi, adalah seorang raja yang terkenal taqwa, wara' dan adil. Kerana keadilannya pula hingga digelari Malikul Adil (Raja yang adil). Pada waktu malam baginda bangun untuk solat tahajjud dan berdoa agar rakyatnya hidup bahagia dalam keredhaan Allah dan terselamat di akhirat nanti. Pada sebelah siang beliau banyak berpuasa dan selepas solat, wiridnya sentiasa panjang.

Seluruh kekuatan yang dimilikinya adalah untuk menentang serangan tentera Salib agar tidak dapat menjajah negara Islam. Beliaulah yang membentangkan jalan kepada Shalahuddin Al-Ayyubi, panglima perang Salib di pihak Islam yang telah berjaya membebaskan bumi Palestin dari cengkaman kaum Salib. Baginda sentiasa tenang dan gembira melayan semua rakyat dan menteri-menterinya, sekalipun negara dalam keadaan darurat perang, kerana beliau sudah bermimpi berjumpa Rasulullah SAW pada suatu malam. Dalam mimpi itu Sultan Nuruddin melihat Rasulullah dalam keadaan gembira, menandakan perjuangan kaum Muslimin yang dipimpinnya dalam berjihad akan berhasil.

Selanjutnya, suatu hari Malikul Adil kelihatan tidak seperti biasanya, kali ini baginda nampak sangat risau, seolah-olah ada yang tidak kena pada dirinya. Menteri-menterinya menyedari hal ini, namun mereka tidak berani bertanya. Kerisauan dan kegelisahan tersebut berpunca daripada mimpinya beberapa malam yang lalu. Mimpi itu sangat mengerikan dan sukar ditafsirkan. Dalam mimpi itu, baginda memakai baju yang cantik gemerlapan dan berada di hadapan Rasulullah. Rasulullah memegang tangan Nuruddin dan menunjuk kepada dua orang lelaki yang berada di hadapannya dan bersabda: "Kenalilah aku. Bebaskan aku dari dua orang itu!" Nuruddin terbangun, namun wajah Rasulullah dan dua orang lelaki itu kelihatan jelas di hadapannya seperti bukan mimpi. Wajah kedua lelaki itu kelihatan kemerah-merahan.

Tidak seorang pun yang diberitahu tentang mimpi itu, dan beliau yakin bahawa yang datang itu benar-benar Rasulullah SAW. Kerana beliau sendiri telah bersabda: "Siapa yang melihat aku dalam mimpi, samalah ertinya dengan melihat aku di waktu bangun, kerana syaitan tidak akan dapat menyerupai aku." Keyakinan Raja Nuruddin akan kesahihan mimpinya itu dikuatkan lagi oleh mimpinya yang dahulu sehubungan dengan peperangan. "Ketika itu Rasulullah kelihatan sangat gembira sekali. Tapi mengapa kali ini baginda kelihatan amat sedih? Dan siapakah gerangan dua lelaki yang ditunjuk oleh Rasulullah itu?" Nuruddin tidak habis-habis merenung dan berfikir: "Ah, ini tentu ada yang tidak mengena pada keperibadian Baginda yang mulia atau akan ada sesuatu yang mengancam maruah umat Islam," kata Nuruddin dalam hatinya.
Dekat seminggu lamanya Raja adil itu memikirkan dengan risau. Tiba-tiba mimpi itu berulang lagi, peristiwa seperti mimpi yang pertama dan Rasulullah memanggil-manggil Nuruddin lagi: "Kenalilah aku dan bebaskan aku dari dua orang itu!" Baginda terkejut dan bangun kemudian langsung berwudhu', terus bersolat tahajjud dan berzikir sebanyak-banyaknya di malam sunyi itu. Kerana terlalu lama berzikir, baginda tertidur dalam duduk dan wajah Rasulullah menjelma lagi. Dalam masa yang tidak seberapa lama, sudah tiga kali beliau berjumpa Rasulullah dalam keadaan muram. "Perkara ini benar-benar serius agaknya dan tidak boleh ku simpan seorang sahaja," kata Nuruddin pada dirinya sendiri. Apabila baginda tergerak hatinya untuk memanggil orang kepercayaannya, baginda teringat akan sabda Rasulullah: "Bahawa apabila seseorang bermimpi buruk, hendaklah jangan diceritakan kepada sesiapa pun. Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa." Nuruddin berfikir sekejap. Sanggupkah dia menyimpan mimpi itu seorang diri? Tidak, mimpi itu sudah tiga kali datang, dan yang datang adalah manusia termulia.

Selepas solat Subuh di pagi hari Raja Nuruddin memanggil seorang menteri kepercayaannya, Jamaluddin Al-Mushly. Lelaki itu sangat wara', taqwa dan amanah seperti Rajanya juga. Oleh kerana itu, dialah satu-satunya orang yang dipanggil oleh Nuruddin sehubungan dengan mimpinya. Kerana Nuruddin yakin, bahawa walau bagaimanapun Jamaluddin tidak akan membocorkan rahsia negara dan raja. Hari masih terlalu pagi, suasana masih gelap, di sana sini kedengaran kokok ayam silih berganti dan waktu kerja pun masih lama lagi akan bermula. Namun menteri Jamaluddin Al-Mushly sudah berangkat ke istana negara kerana menjunjung titah baginda.
"Engkau adalah orang yang paling ku percaya untuk menyimpan rahsia negara selama ini. Oleh kerana itu aku tidak merasa ragu lagi menceritakan mimpiku padamu," kata Raja kepada Jamaluddin dan menceritakan mimpi yang dialaminya. Jamaluddin mendengarkan dengan serius. Ia sendiri turut merasa gerun mendengarkan cerita Rajanya. Kemudian Jamaluddin berkata: "Ini memang betul-betul mimpi yang benar wahai tuanku, kerana syaitan tidak akan dapat menyerupai Rasulullah." "Betul itu. Aku pun ingat demikian," kata Nuruddin menyokong pendapat Jamaluddin. Nuruddin bertanya: "Jadi, agak-agak apakah pendapatmu tentang mimpiku itu." Jamaluddin menjawab: "Menurut pendapat hamba, ada rancangan jahat dari orang tertentu yang ditujukan kepada Rasulullah, dan Rasulullah tidak menyenanginya. Tuanku diberi tugas untuk menggagalkan rancangan jahat tersebut."

Nuruddin seolah-olah dikeluarkan dari kebuntuannya setelah mendengar tafsiran daripada Jamaluddin. Baginda percaya bahawa pendapat menterinya itu benar belaka. Berkata Nuruddin: "Pendapatmu betul, sekarang ke mana dan bagaimana kita mesti mencari dua lelaki yang ditunjuk oleh Rasulullah itu?" Jamaluddin mengajukan usul: "Bagaimana kalau sekiranya baginda raja yang pergi ke Madinah Al-Munawwarah terlebih dahulu. Di sanalah tuanku dapat berdoa di makam Rasulullah yang mulia, memohon petunjuk kepada Allah di sisi kubur kekasihNya. Mudah-mudahan, di sana tersingkap rahsia mimpi paduka itu."

Semua persediaan dan perbekalan segera dipersiapkan. Maka pada hari yang telah ditetapkan, beribu-ribu rakyat ibu kota berpusu-pusu di hadapan istana negara untuk mengucapkan selamat jalan kepada Raja yang mereka hormati. Berangkatlah Raja yang adil bersama beberapa pegawai tinggi negara menuju Madinah.

Di setiap kampung yang dilaluinya, baginda disambut mesra oleh rakyatnya. Baginda merasa puas dapat berjumpa dengan berbagai rakyatnya. Rakyat pun berasa gembira melihat Raja yang berjiwa rakyat dan tidak putus-putusnya tersenyum kepada semua rakyat. Namun, di sebalik senyuman raja yang dilepaskan kepada rakyatnya, ada perasaan risau dan ngeri yang menghantui baginda secara berterusan. Yakni wajah kedua lelaki yang dilihat dalam mimpinya selalu membayangi kemana sahaja baginda pergi. Tidak sesaat pun wajah itu hilang dari pandangan baginda. Baginda juga dapat menggambarkan dengan jelas tentang perwatakan kedua lelaki itu baik dari bentuk wajahnya, matanya, susunan giginya, mulutnya, janggutnya bahkan kesemua seluruh tubuh kedua mereka itu. Kalau, kedua lelaki itu melintas di hadapan baginda maka sudah pasti, baginda akan menangkapnya. Disebabkan baginda sentiasa asyik memikirkan tentang kedua lelaki itu, kadang-kadang baginda terpisah dari rombongannya. Baginda tidak putus asa untuk mencari kedua lelaki itu, baginda pergi secara persendirian mengembara antara bukit-bukit.

Para pengawal tidak berani menegur apa-apa sebaliknya mereka hanya memerhatikan Raja mereka dari jauh. Hanya menteri Jamaluddin sahaja yang sesekali mengingatkannya apabila beliau terpisah jauh dari rombongan. Setelah beberapa hari perjalanan, rombongan baginda sampai di sempadan Madinah. Jamaluddin memberitahu baginda: "Tuanku, sekejap lagi kita akan memasuki ke kota Rasulullah SAW, oleh itu bersiap sedialah tuanku." Berkata Raja: "Apakah cara yang harus aku lakukan untuk memasuki kota yang mulia itu?" Berkata Jamaluddin: "Pertama hendaklah tuanku mandi dan bersuci, kemudian masuklah ke masjid Quba' dan bersolat tahiyyatul masjid, ini adalah untuk menghormati masjid yang dibina dengan tangan Rasulullah SAW sendiri." Kemudian Raja dan rombongannya mengikut arahan Jamaluddin, setelah selesai mengerjakan solat di masjid Quba', rombongan diraja menuju ke taman Raudhah. Di taman yang mulia inilah jenazah yang teramat mulia Rasulullah SAW bersemadi.

Perasaan mereka yang berada di hadapan tempat jenazah baginda Rasulullah SAW disemadikan adalah amat berlainan sekali, mereka berasa seolah-olah berada di satu alam yang lain. Lalu Raja mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan memohon kepada Allah SWT supaya rahsia di sebalik mimpinya itu di perlihatkan kepadanya sebelum kedua manusia jahat melaksanakan niat jahat mereka. Degupan hati Raja yang begitu khusyuk dalam doanya menyebabkan air mata mengalir tanpa disedarinya. Memang di sinilah salah satu tempat diperkenankan doa. Wajah Rasulullah SAW semakin jelas di mata Raja seolah-olah Rasulullah SAW menghulurkan tangan untuk bersalaman dengan Raja. Baginda terdengar suara dekat telinganya yang berbunyi: "Kenalilah aku, dan bebaskanlah aku dari kedua lelaki ini."

Setelah baginda raja berdoa dengan penuh khusyuk di taman Raudhah, kemudian datang petunjuk dari Allah seolah-olah beliau dapat menyingkap tafsir mimpinya itu di kota mulia tempat bersemayamnya Rasulullah SAW. Oleh kerana Raja Nuruddin ingin segera mengetahui makna mimpinya yang menakutkan itu, lalu beliau memanggil gabenor Madinah dengan berkata: "Saya mahu kamu kumpulkan kesemua penduduk Madinah tanpa ada sesiapa pun yang dikecualikan, saya ingin bersalaman dengan mereka." Berkata gabenor Madinah: "Baik tuanku, segala titah raja akan dijalankan." Gabenor Madinah pun segera menyampaikan pesanan raja kepada penduduk Madinah dan penduduk yang berhampiran dengan kota Madinah.
Berkata gabenor Madinah kepada penduduk kota Madinah dan sekitarnya: "Atas perintah Raja Nuruddin, semua rakyat Madinah dan kawasan yang berhampiran denganya, sama ada lelaki atau wanita, tua atau muda dari berbagai jenis agama dikehendaki hadir di dewan orang ramai, kerana baginda Raja Nuruddin hendak bertemu dengan semua penduduk di sini." Setelah berita disebarkan maka orang ramai bersama seisi keluarga segera pergi ke dewan orang ramai dengan perasaan gembira, tidak seorang pun yang tertinggal. Mereka yang tua dan uzur diusung sehingga banyak sekali usungan yang kelihatan dalam perjalanan menuju ke dewan orang ramai. Apabila seluruh penduduk kota Madinah telah berkumpul, gabenor Madinah pun melapurkan kepada Raja: "Tuanku, semua rakyat telah berkumpul dan mereka sedang menunggu kehadiran tuanku." Berkata Raja Nuruddin: "Apakah kamu yakin bahawa semua rakyat telah datang untuk bersalaman dengan saya?" Berkata gabenor Madinah. "Insya Allah." Setelah Raja mendengar penjelasan dari gabenor, Madinah, maka Raja pun segera pergi ke tempat orang ramai yang sedang menunggunya. Wajah kedua lelaki yang datang dalam mimpinya semakin mencabar di hadapannya.

Setelah baginda Raja sampai di tempat dewan orang ramai, maka baginda pun memandang kepada rakyat sebagai penghormatan. Mata Raja Nuruddin sentiasa mencari-cari wajah yang menjadi buruannya, tetapi tidak juga kelihatan. Raja Nuruddin semakin risau, beliau duduk sekejap dan berbincang dengan pegawai-pegawai dari Madinah. Berkata Raja, Nuruddin: "Apakah masih ada rakyat yang melepaskan peluang untuk bertemu dengan saya? Cuba siasat sekali lagi." Kemudian para pegawai dari kota Madinah berbincang sesama mereka, mereka cuba mengingati wajah-wajah yang tidak hadir. Tiba-tiba seorang pegawai berkata dengan serius dan bersemangat: "Betul tuanku, hamba ingat masih ada dua orang kenamaan di Madinah yang tidak hadir di sini, mungkin kedua mereka tidak mendengar berita tentang ketibaan baginda tuanku ke sini."
Raja Nuruddin berkata: "Di mana mereka berada, dan siapakah mereka itu?" Denyutan jantung Raja Nuruddin semakin cepat, tetapi beliau menahan perasaannya. Orang yang mengenali kedua lelaki itu berkata: "Mereka berdua adalah ahli tasawwuf dan ahli hikmah, sangat wara' dan sangat banyak ibadahnya, sesiapa sahaja yang pergi kepada mereka akan menerima fatwa-fatwa yang menyejukkan dan menerima sedekah. Dan kedua mereka juga adalah dermawan dan telah banyak sekali membantu fakir miskin." Raja Nuruddin sangat tertarik dengan huraian pegawainya dan beliau berkata: "Saya ingin sangat untuk bertemu dengan kedua mereka, jemputlah mereka sekarang juga."

Tidak berapa lama kemudian kedua mereka itu pun datang ke dewan orang ramai setelah diundang. Kedua mereka berjalan dengan tunduk dan tawadhu', sementara mulut mereka tidak berhenti-henti berzikir kepada Allah SWT. Apabila kedua mereka berdiri di hadapan Raja Nuruddin, Raja Nuruddin terperanjat kerana kedua mereka itulah yang muncul dalam mimpinya. Dalam hati Raja Nuruddin berkata: "Demi Allah orang inilah yang datang dalam mimpiku." Walaupun kedua mereka itu berada di hadapan beliau, beliau belum pasti sama ada beliau bermimpi atau tidak, lalu beliau menggosok kedua biji mata beliau dan dibukanya mata beliau terang-terang. Ternyata kali ini beliau tidak mimpi, beliau kini berada betul-betul di hadapan orang yang menjadi buruan beliau. Raja Nuruddin memandang mereka dari semua segi, dari segi bentuk muka mereka, susunan gigi, mata dan lain-lain. Akhirnya beliau meyakini dengan seratus peratus bahawa memang sah kedua lelaki itulah yang muncul dalam mimpinya. Kalau ikutkan hati Raja Nuruddin hendak ditanya sahaja: "Siapakah kamu berdua ini." Raja Nuruddin bertambah hairan melihat kedua mereka, ini adalah kerana kedua mereka itu begitu khusyuk dan tawadhu', gerak-geri mereka tidak sedikit pun mencurigakan.

Segi rambut pula ikut sunnah, serban pula ikut cara Rasulullah. Sewaktu bersalaman menunjukkan adab seorang alim dan ahli tasawwuf, tutur katanya pula penuh hikmah dan selalu berasaskan Al-Quran dan Al-Hadith. "Tetapi mengapa Rasulullah minta dibebaskan dari dua orang itu? Apakah dosa yang telah diperbuat oeh keduanya? Begitulah pertanyaan yang keluar dari hati Raja Nuruddin. Beliau hairan dan tidak tahu apa yang hendak dibuat, namun demikian tidak seorang pun yang dapat membaca perasaan Raja Nuruddin. Raja Nuruddin serba salah kerana orang ramai mengenali kedua mereka sebagai orang yang alim dan menunjukkan sikap yang penuh tasawwuf, baginda Raja juga menghormati kealiman dan ketasawwufan mereka. Oleh kerana Raja Nuruddin tidak dapat membuat apa-apa keputusan maka majlis pada hari itu bersurai setelah baginda Raja bersalam dengan semua rakyatnya seperti yang dijanjikan. Setelah majlis perhimpunan yang pertama selesai, orang ramai pun bersurai dan mereka merasa puas hati kerana dapat bersalam dengan Raja mereka. Gebenor Madinah merasa sangat gembira kerana majlis itu mendapat sambutan yang sungguh menggalakkan. Satu-satunya orang yang tidak puas hati ialah Raja Nuruddin, kerana teka-teki yang menghantuinya belum terjawab.

Selepas menunaikan solat Raja Nuruddin beristighfar dan berzikir banyak-banyak, kemudian beliau berdoa dengan doa yang amat panjang, dalam doa tersebut beliau meminta petunjuk yang lebih jelas dari Allah SWT. Ketika Raja Nuruddin duduk bersendirian, lalu datang menterinya Jamaluddin dengan berkata: "Wahai tuanku, sudahkah tuanku jumpa dengan dua lelaki yang tuanku cari itu?" Berkata raja Nuruddin: "Ya, sudah." Jamaluddin bertanya: "Yang mana satu tuanku?" Berkata Raja Nuruddin: "Jemputan yang terakhir sekali, saya pasti itulah orang yang ditunjuk oleh Rasulullah SAW dalam mimpiku." Jamaluddin diam sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, pertanda dia sedang memikirkan sesuatu. Berkata Raja Nuruddin: "Tapi yang peliknya saya tidak dapat sesuatu yang mencurigakan pada diri mereka itu, keadaan keduanya memang seperti yang diceritakan oleh orang. Akhlaknya, gerak-gerinya dan tutur katanya semuanya menggambarkan keperibadian Rasulullah SAW. Inilah yang membuat saya rasa pelik sangat, entah dosa apa yang telah mereka lakukan?"

Setelah Jamaluddin mendengar kata-kata Rajanya maka dia pun berkata: "Tuanku, ketahuilah bahawa seseorang yang pada zahirnya menunjukkan baik, segalanya mengikut cara Rasulullah SAW belum tentu hatinya baik. Boleh jadi ia hanya berpura-pura supaya orang ramai tidak mencurigainya, padahal dia adalah musuh yang jahat."

Berkata Raja Nuruddin: "Betul katamu itu, kerana memang ramai orang-orang kafir berpura-pura Islam, sedangkan tujuannya untuk menghancurkan Islam dari dalam. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran yang bermaksud: "Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia, sangat menarik perhatianmu, dan di persaksikannya Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia sebenarnya adalah musuh yang jahat."

Raja Nuruddin memang tahu tentang tipu helah orang-orang kafir yang sentiasa hendak merosakkan Islam dengan berbagai cara. Berkata Raja Nuruddin lagi: "Apakah yang harus kita lakukan?" Berkata Jamaluddin: "Tuanku mestilah mengadakan perisikan ke rumah orang itu secara sulit." Raja Nuruddin dan menterinya Jamaluddin mengadakan perbincangan secara rahsia tentang cara yang terbaik untuk mendapatkan maklumat tentang pergerakan kedua lelaki yang disyaki. Setelah sekian lama mereka berbincang akhirnya mereka mendapat satu cadangan yang baik, yakni orang ramai dijemput untuk menghadiri rumah terbuka atas arahan Raja Nuruddin.
Kedua orang yang disyaki juga diundang sebagai tetamu kehormat. Rahsia ini tetap menjadi rahsia antara Raja dengan menterinya. Gabenor Madinah diberikan tugas untuk menjayakan majlis tersebut. Setelah saat yang dinantikan telah tiba, maka ramailah orang yang datang menghadiri majlis tersebut. Kedua lelaki yang disyaki juga awal-awal lagi telah berangkat menuju ke majlis diraja. Apabila Raja Nuruddin dan Jamaluddin melihat kedua lelaki alim itu telah keluar dari rumah mereka, kemudian Raja Nuruddin, Jamaluddin dan beberapa pengawal pergi ke rumah orang alim itu. Kesemua bahagian dalam rumah itu di periksa oleh Raja Nuruddin, malangnya tidak satu pun benda yang mencurigakan. Sebaliknya dalam rumah tersebut terdapat banyak ayat-ayat Al-Quran yang digantung dan juga hadith nabi. Dalam almari orang alim itu dipenuhi dengan kitab-kitab agama feqah dan juga tasawwuf, keadaan rumah itu menggambarkan seolah-olah pewaris Nabi SAW. Hati kecil Raja Nuruddin masih bertanya: "Apalagi yang harus aku syaki? Kenapa Baginda Rasulullah SAW minta pertolongan dariku supaya dibebaskan dari kedua lelaki ini?"

Setelah merasa puas dengan selidikan di rumah tersebut Raja Nuruddin mengambil keputusan untuk keluar dari rumah tersebut, tetapi apabila baginda Raja hendak melangkah keluar dari rumah tersebut, datang ilham yang membuat beliau teringin benar untuk melihat sebuah permaidani yang sangat indah terbentang di sudut rumah. Raja Nuruddin merasa sangat kagum dengan keindahan dan kehalusan permaidani yang di anggap cukup mahal itu.

Raja Nuruddin tidak puas dengan melihat sahaja kecantikan permaidani tersebut, tetapi beliau membelek-belek permaidani tersebut. Sewaktu membelek permaidani itu Raja Nuruddin terlihat di bawah permaidani itu terdapat papan dan beliau berkata: "Eh, ada papan." Raja Nuruddin mulai curiga tentang papan itu, lalu baginda mengangkat papan itu perlahan-lahan, ternyata di bawah papan itu mempunyai sebuah terowong yang mempunyai tangga. Raja Nuruddin meneliti arah perginya terowong tersebut, akhinya beliau terkejut dan berkata: "Maasya Allah, terowong ini menuju ke arah kubur Rasulullah SAW." Kemudian Raja Nuruddin mengeluarkan arahan: "Tangkap kedua orang itu." Dengan terbongkarnya rahsia itu maka yakinlah Raja Nuruddin akan makna mimpinya itu, kedua lelaki yang menyamar sebagai alim itu adalah musuh yang hendak mencuri jasad Rasulullah SAW. Dengan terbongkarnya rahsia kedua orang itu, maka orang ramai pun datang untuk menyaksikan peristiwa di rumah orang alim itu.

Beberapa orang telah turun ke dalam terowong yang sangat jauh itu dan akhirnya mereka mendapati bahawa terowong yang digali oleh kedua orang itu sudah hampir benar dekat pada jasad Rasulullah SAW. Setelah mendapat kepastian dari orang yang masuk ke dalam terowong itu, orang ramai tidak tahan sabar lagi. Lalu kedua-dua mereka dipukul dengan teruk sekali, kemudian kedua mereka dibawa ke pengadilan. Dalam mahkamah keduanya berterus terang dengan berkata bahawa kedua-dua mereka telah tinggal di Madinah lebih dari setahun sebagai agen Yahudi. Orang-orang Yahudi memberi perbelanjaan yang cukup banyak pada keduanya untuk tujuan mencuri jasad Rasulullah dari kuburnya, tujuannya ialah apabila jasad Rasulullah berada di tangan Yahudi mereka dengan mudah dapat merendahkan martabat Kekasih Allah dan seterusnya menghina umat Islam. Umat Islam di Madinah rasa tertipu oleh kedua orang Yahudi itu, akhirnya kedua orang Yahudi itu dijatuhi hukuman mati.

Raja Nuruddin sujud syukur kepada Allah SWT kerana tugas yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepadanya telah berjaya diselesaikan dengan berkat hidayah dan pertolongan-Nya. Untuk mengelakkan supaya kejadian seperti itu tidak berulang lagi, Raja Nuruddin memerintahkan supaya ke empat penjuru sekeliling kubur Rasulullah dipagar dengan kongkrit sampai ke bawah tanah. Sebelum Raja Nuruddin berlepas dari Madinah sekali lagi beliau bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW, kali ini Rasulullah merangkul dan memeluk leher beliau. Apabila telah tiba masanya Raja Nuruddin hendak meninggalkan kota Madinah, beliau memberi taklimat terakhir kepada penduduk Madinah akan kejahatan dan dendam orang Yahudi terhadap Islam, dendam orang Yahudi terhadap Islam akan berterusan. Raja Nuruddin pun kembali ke Mosul dengan diiringi doa dan air mata oleh sekalian rakyat yang mencintainya

Saturday, August 4, 2012

Ramadhan Al-Mubarak



1. Kelebihan Bersahur.
Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:

“Bersahurlah kamu kerana sesungguhnya pada sahur itu ada keberkatan.”


(Riwayat Bukhari & Muslim)


Huraian :
Waktu bersahur ialah bermula pada pertengahan malam hingga terbit fajar namun disunatkan untuk mengakhirkan waktu bersahur iaitu kira-kira 10 atau 15 minit sebelum bilal melaungkan azan Subuh. Rasulullah SAW pernah bersabda bahawa waktu bersahur itu adalah bersamaan dengan bacaan 50 ayat suci Al-Quran.


Mengantuk dan letih tidak boleh dijadikan alasan untuk enggan bersahur kerana sahur dapat membantu menguatkan badan orang yang berpuasa untuk mengerjakan ibadat puasa pada sebelah siangnya, di samping sahur itu sendiri adalah satu amalan sunat yang berkat. Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, yang dimaksud dengan berkat (barakah) itu ialah akan mendapat ganjaran dan pahala di mana Allah akan merahmati orang-orang yang makan sahur dan malaikat juga akan mendoakannya.


Pengambilan makanan sahur adalah titik yang membezakan antara puasa penganut agama lain dengan puasa kaum muslimin kerana penganut lain tidak bersahur sebelum berpuasa.


Waktu sahur adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa kepada Allah S.W.T.


Sahur itu boleh dilakukan dengan sedikit makan walaupun cuma seteguk air. Namun tidak digalakkan untuk mengambil terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan pada waktu sahur. Memadai dalam anggaran yang secukupnya bagi membantu untuk mengerjakan puasa pada keesokan harinya kerana pengambilan makanan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit pasti akan mengganggu kesihatan.




2. Kelebihan Bersedekah Di Bulan Puasa.


Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:


"Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan.”


(Riwayat at-Tirmidzi)


Huraian :
Setiap umat Islam seharusnya berlumba-lumba untuk melakukan kebajikan di bulan Ramadhan tanpa memikirkan sebarang kerugian seperti membanyakkan bersedekah kerana balasan di atas setiap satu kebajikan itu adalah amat besar di sisi Allah di hari akhirat kelak.


Bersedekah bukan hanya memberikan wang, tetapi termasuk di dalamnya mengajak berbuka puasa kepada fakir miskin dan orang-orang yang berpuasa.


Konsep "memberi" (bersedekah) harus diterapkan secara maksimum bukan sahaja selama Ramadhan bahkan di bulan-bulan lain juga kerana selalu bersedekah akan memberikan pengaruh yang baik pada peribadi dan masyarakat umumnya di mana seseorang itu akan dapat menghakis sifat kedekut dalam dirinya di samping mempereratkan lagi ikatan kemesraan di dalam anggota masyarakat tanpa mengira taraf dan kedudukan seseorang itu.


Sedekah yang diterima dan bernilai di sisi Allah adalah sedekah yang ikhlas, bukanlah untuk menunjuk-nunjuk.




3. Hikmah Kewajipan Membayar Zakat.


Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:


”Sesungguhnya Allah telah memfardhukan zakat sebagai pembersihan terhadap harta.”


(Riwayat Bukhari)


Huraian :
Harta juga adalah merupakan suatu unsur yang memerlukan pembersihan dan penyucian kerana dalam proses mendapatkan dan mengembangkan harta ia sering terdedah oleh perkara-perkara yang syubhat.


Zakat merupakan alat untuk menyucikan harta demi menghindari keburukan dan kejahatan yang terkandung di dalamnya.


Tujuan zakat dalam syariat adalah untuk memenuhi keperluan golongan fakir miskin, orang yang dibebani hutang dan para musafir dan juga sebagai tunjang kepada kemaslahatan kaum Muslimin seperti untuk berjihad di jalan Allah, sebagai sumbangan kepada muallaf yang baru memeluk Islam dan pertolongan kepada kaum keluarganya serta perkara-perkara yang boleh mengukuhkan agama dan kedaulatan negara Islam.


Islam berprinsip bahawa seluruh harta pada hakikatnya hanyalah milik Allah SWT. Manusia adalah ditugaskan untuk memegang harta tersebut dan zakat yang diwajibkan itu berfungsi sebagai satu jaminan sosial dalam Islam.




4. Orang-orang Yang Berhak Menerima Zakat.


Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah SAW bersabda:


“Orang fakir miskin (yang sangat menderita) bukanlah orang yang (menadah tangan) meminta- minta ke sana ke mari kepada orang ramai, yang apabila ia mendapat sesuap atau dua suap makanan, atau mendapat sebiji atau dua biji buah kurma – ia akan pergi ke tempat lain meminta lagi. Sebenarnya orang fakir miskin (yang sangat-sangat menderita) itu ialah orang yang tidak mempunyai sesuatu yang mencukupi sara hidupnya. Dan ia pula malu hendak meminta bantuan kepada orang ramai, dan orang ramai pula tidak mengetahui keadaan penderitaannya untuk diberi bantuan.( orang inilah yang sebenarnya layak diberi zakat)”
(Imam Ahmad)


Huraian :
Golongan Fakir miskin adalah orang-orang yang hidupnya susah yang terdesak sehingga terdorong meminta sedekah ke sana ke mari.


Terdapat segelintir fakir miskin yang hidupnya sentiasa lapar dan menderita, dan mereka pula tidak rela mengadukan hal kepada orang lain. Keadaan mereka yang menyedihkan itu tidak diketahui umum. Golongan inilah sebenar-benarnya yang miskin, dan merekalah yang lebih layak menerima zakat.


Golongan yang berhak menerima zakat terbahagi kepada lapan asnaf, mereka ialah: orang fakir, orang miskin, amil, golongan muallaf, hamba abdi, orang yang menanggung hutang untuk dibelanjakan pada jalan Allah dan orang-orang musafir.


Mereka yang layak menerima zakat pula disyaratkan antaranya; beragama Islam, bukan orang yang ditanggung nafkahnya dan bukan dari keturunan Nabi Muhammad SAW.




5. Puasa Tanpa Berbuka.


Dari Ibnu Umar r.a katanya:


”Nabi SAW melarang puasa sambung (terus-menerus tanpa berbuka). Para sahabat bertanya: Bukankah baginda sendiri melakukan puasa wisol? Nabi saw. menjawab: “Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Aku diberi makan dan minum.”


-


Huraian :
Makan dan minum wajib hukumnya untuk memenuhi keperluan gizi harian agar dapat meneruskan kehidupan. Lantaran itu Islam sebagai agama yang sederhana tidak menuntut umatnya agar melampau dalam mengerjakan ibadat sehingga mendatangkan mudharat. Sebaik-baik ibadah di sisi Allah adalah yang dilakukan secara istiqamah (berterusan) meskipun sedikit di samping berniat ikhlas kerana Allah SWT dan bukan untuk menunjuk-nunjuk.




6. Ganjaran Puasa Ramadhan.


Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:


”Semua amalan anak Adam digandakan kebaikannya sepuluh kali ganda serupa dengannya hingga tujuh ratus kali ganda, Allah Azza Wajalla berkata "Melainkan puasa, kerana ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya, mereka meninggalkan syahwat dan makanannya kerana-Ku.” Bagi orang yang berpuasa akan mendapat dua kegembiraan; kegembiraan semasa berbuka dan kegembiraan semasa menemui Tuhannya, dan bau busuk (dari mulut orang yang berpuasa) kerana berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau Musk.”


(Riwayat Bukhari & Muslim)


Huraian :
Puasa merupakan perkara ‘dharuriah’ dalam agama di mana sesiapa yang mengingkari wajibnya puasa maka ia menjadi kufur, manakala sesiapa yang meninggalkan puasa tanpa uzur syarie, hendaklah ia dihukum.


Puasa memaksa kita meninggalkan nafsu syahwat walaupun pada perkara yang telah dihalalkan untuk melakukannya (sebelum Ramadhan). Dengan itu puasa sebenarnya dikatakan sebagai pendidik untuk kita menjadi lebih tegas, berdisiplin dan sabar dalam berhadapan dengan sebarang godaan sepanjang Ramadhan berlangsung.


Bulan Ramadhan dikenali juga sebagai bulan prestasi, di mana Allah memberikan kesempatan kepada orang-orang yang beriman untuk memperbaiki darjatnya di sisi Allah SWT bahkan di bulan ini semua aktiviti yang harus di sisi syarak dikira sebagai suatu ibadah kepada Allah SWT


Puasa yang dilakukan dengan ikhlas kerana Allah semata-mata akan bernilai sepuluh kebajikan (atau lebih). Oleh itu orang yang puasa di bulan Ramadhan dan diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal dinilai sama dengan puasa sepanjang tahun. Hal demikian disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW.


Ramadhan adalah bulan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah seperti yang dilakukan oleh para salafus-soleh. Dengan itu kita hendaklah benar-benar berusaha agar tidak ada waktu berlalu tanpa amal soleh sepanjang Ramadhan ini kerana bulan Ramadhan adalah bulan permohonan, munajat, hidayah dan meraih petunjuk kebenaran daripada Allah SWT.




7. Berbuka Yang Diharuskan.


Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:


”Sesiapa yang berbuka puasa Ramadhan bukan kerana rukhsah (kelonggaran) yang dirukhsahkan oleh Allah, tidak dapat diqadha’kan dengan puasa setahun walaupun ia betul-betul (melakukan) puasa setahun itu.”


(Riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi)


Huraian :
Ketentuan sakit untuk tidak berpuasa adalah sakit yang menyebabkan penderitaan atau menjadi semakin parah jika terus berpuasa, atau akan semakin lambat sembuhnya sesuatu penyakit. Di sisi syarak peranan ahli perubatan (doktor) adalah sangat penting dan diperlukan untuk menentukan apakah seseorang pesakit itu boleh berpuasa ataupun tidak.


Kelonggaran yang biasa diharuskan untuk berbuka puasa itu ialah seperti kepada orang yang terlalu tua atau sakit yang tiada harapan untuk sembuh, orang yang sedang bermusafir, wanita yang mengandung dan menyusukan anak yang ditakuti akan mendatangkan mudharat kepada diri atau pun anaknya dan beberapa jenis keadaan sakit yang lain. Manakala sakit yang ringan seperti sakit kepala dan sebagainya tidak diharuskan meninggalkan puasa. Walhal meninggalkan puasa walaupun sehari, dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan oleh syarak merupakan satu dosa besar sebagaimana yang pernah tersebut di dalam hadis.


Wanita yang haid dan wanita yang keluar darah nifas adalah golongan yang wajib berbuka puasa tetapi diwajibkan mengqada’kan semula puasanya di bulan yang lain.


Orang yang berbuka puasa pada bulan Ramadhan kerana terlupa, maka tidak wajib qadha dan tidak wajib kifarat kerana terdapat sebuah hadis RasulullahSAW menyebutkan yang maksudnya:


” Apabila ia (orang yang berpuasa) lupa, kemudian ia makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya, kerana sesungguhnya Allah-lah yang telah memberi makan dan minum kepadanya" 


(Riwayat Bukhari dan Muslim)


Puasa tidak wajib hukumnya ke atas kanak-kanak yang belum baligh tetapi hendaklah dididik dan dibiasakan semenjak kecil untuk berpuasa.




8. Beradab Ketika Minum.


Rasulullah SAW telah bersabda yang maksudnya:


”Jangan kamu minum sekaligus seperti binatang ternakan minum, tetapi minumlah dua kali atau tiga kali, membaca bismillah bila mula minum dan membaca alhamdulillah sesudah selesai.”


(Riwayat at-Tirmidzi)


Huraian :
Islam mementingkan adab dan sopan dalam segala perkara termasuklah makan dan minum.


Ketika makan kita ditegah daripada gelojoh begitu juga ketika minum hendaklah minum dengan perlahan dan jangan bernafas dalam bekas minuman serta dilarang juga minum sambil berdiri. Semua ini kerana mengambilkira faktor kesihatan dan kebersihan disamping dapat mencerminkan tatatertib yang sopan bagi seorang Islam.


Mengecap rezeki yang dimakan atau diminum sebaik-baiknya ialah dengan membaca bismillah sebagai memuji Allah SWT yang mengurniakan rezeki dan mengucapkan alhamdulillah sebagai mensyukuri nikmat yang telah diberikan itu.




9. Sunat Melambatkan Waktu Bersahur.


Daripada Zaid bin Sabit r.a. katanya: “Kami pernah bersahur bersama-sama Rasulullah SAW, Selepas itu kami berdiri untuk menunaikan solat subuh, kamipun bertanya kepada baginda:


“Berapa jarak sebenar di antara kedua-dua itu? (di antara makan sahur dengan sembahyang subuh)”. 


Baginda pun menjawab:


“sekira-kira cukup membaca lima puluh ayat”. 


(Riwayat al-Bukhari dan Muslim)


Huraian :


Orang yang hendak makan sahur disunatkan melambatkan berbuat demikian sehingga hampir dengan waktu subuh.


Jarak yang paling afdhal untuk bersahur dengan masuknya waktu subuh ialah sekadar lama bacaan lima puluh ayat al-Quran.


Umat Islam digalakkan bersahur kerana perbezaan antara puasa orang-orang Islam dengan puasa ahli Kitab ialah dengan makan sahur.




10. Lailatul Qadar Turun Pada Malam Ganjil.


Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. ia berkata:


“Dinampakkan dalam mimpi seorang lelaki bahawa Lailatul Qadar berlaku pada malam kedua puluh tujuh, maka Rasulullah s.a.w. bersabda: 

“Saya pun (Nabi) bermimpi seperti mimpimu, (dinampakkan pada sepuluh malam terakhir.) maka carilah ia (Lailatul qadar) pada malam-malam yang ganjil.” 



(Riwayat Muslim)


Huraian :
Malam Lailatul Qadar adalah malam rahsia, yang turun padanya Malaikat Jibril dan malaikat-malaikat yang lain ke bumi dengan perintah Allah.


Setiap ibadat yang dilakukan bertepatan pada malam lailatul qadar dengan penuh ikhlas, insya Allah amalannya akan diterima oleh Allah dan diampunkan semua dosanya yang telah lalu.